Apa Manfaat "Outbound" [outward bound] ?

Diposting oleh sang pengembara | 3/19/2009 04:46:00 PM | 2 komentar »

Belakangan ini, banyak perusahaan yang tidak segan-segan mengeluarkan dana ekstra untuk 'mengirim karyawannya ke tempat-tempat terpencil seperti ke daerah pegunungan. Sambil berekreasi, para peserta outbound juga belajar. Tetapi, jangan dibayangkan pembelajaran dalam suasana formal, dengan sederetan kursi dan pengajar yang sibuk cuap-cuap di depan kelas.

Sebaliknya, metode yang digunakan sangat mengasyikkan banget. Lokasinya biasanya berada diluar ruangan alias outdoor. Tidak heran, kalau metode belajar yang dilakukan juga lebih bersifat petualangan dan permainan. Bahkan seringkali ada peserta yang tidak menyadari, bahwa mereka sebenarnya sedang 'dididik'. Kegiatan semacam ini punya banyak nama. Ada yang menyebutnya company outing, adventure education, team building, motivation training, outbound, dan sebagainya. Pasti Anda pernah dengar kan….?

Awalnya
Menurut Iwan Riswandi, programmer dan intructor di Pelopor Adventure Camp, metode pelatihan memanfaatkan tantangan dialam terbuka. Awalnya diperkernalkan pada tahun 1941 oleh Kurt Hahn, tokoh pendidik berkebangsaan Jerman. Saat itu, Hahn prihatin melihat pelaut-pelaut muda (junior) di Inggris yang produktivitas maupun mentalnya kalah jauh dengan pelaut yang sudah senior. Bila kondisi tersebut terus dibiarkan, tentu akibatnya kurang baik. Selain butuh waktu lama untuk 'menciptakan' pelaut andal, proses regenerasi akan berjalan lambat.

Nah, untuk mengatasi persoalan tadi, Hahn membuat konsep outward bound. Dalam konsep ini, Hahn mengembangkan sebuah program pelatihan sebagai medium bagi pelaut junior agar mereka dapat belajar mengenali potensi diri masing-masing. Pelatihan dilakukan dengan memberi studi kasus dan simulasi atas berbagai permasalahan yang kerap terjadi pada kehidupan sehari-hari. Hasilnya? Kualitas SDM, yang mengikuti program outbound, terbukti mengalami peningkatan.

Melihat kesuksesan tersebut, akhirnya konsep outward bound pun berkembang diseluruh dunia termasuk Indonesia. Di tahun 1990, pemegang lisensi Resmi Outward Bound® International membuka cabang di Jawa Timur, disusul dengan perusahaan-perusahaan lain yang menawarkan jasa serupa. Untuk memudahkan pelafalan, masyarakat kerap menyebutnya sebagai outbound.

Kenapa di luar ruangan
Meski tidak harus, mayoritas outbound memang dilakukan di ruang terbuka. Metode yang digunakan pada outbound adalah experiential learning, belajar dari pengalaman. Metode ini akan lebih efektif, kalau peserta langsung praktek. Retensi (masa daya ingat) akan lebih panjang dibandingkan dengan peserta sekadar belajar teori di dalam kelas. Besar kecilnya kelas bisa pula berpengaruh dan membatasi aktivitas pembelajaran.

Lagipula, menurut Salman M. Noer, konsultan Sal and Zhem Connection, pendekatan dengan aktivitas outdoor dianggap lebih bisa mengakomodasi metode pembelajaran orang dewasa (adult learning). Orang dewasa kurang menyukai suasana formal, karena bisa menghambat proses berpikir.

"Sebaliknya, orang dewasa justru akan mengalami kemajuan bila dihadapkan pada masalah-masalah nyata. Dengan begitu, kemampuan problem solving pun akan terasah. Suasana santai juga memungkinkan terciptanya ide-ide segar," ujar Salman. "Permainan yang disajikan dalam outbound memang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bukan hanya psikomotorik (fisik) peserta yang 'tersentuh' Tapi, juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir). Karenanya, perusahaan yang menyediakan jasa outbound biasanya memakai bantuan psikolog saat menyusun program dan kurikulum." Lanjut Iwan.

Segudang manfaat
Sekilas, outbound memang terkesan sebagai aktivitas santai-santai belaka. Bagaimana tidak? Habis, aktivitasnya hanya berkutat diseputar permainan yang seru dan menyenangkan. Dilakukannya pun dalam suasana santai. Namun demikian, jangan diremehkan kegiatan yang satu ini. Soalnya, dibalik image santai dan senang-senang, ada segudang manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan outbound ini.

Antara lain, bisa mempererat kekompakan antar karyawan. Hampir semua kegiatan outbound selalu dilakukan secara berkelompok. Untuk bisa menyelesaikan suatu tantangan, diperlukan banget kerja sama tim. “Together Everyone Achieves More [TEAM].

Dengan terciptanya semangat kerjasama dan perasaan senasib sepenanggungan, maka solidaritas akan muncul dengan sendirinya. "Outbound juga bisa menghilangkan gap antara karyawan lama dengan karyawan baru yang sering terjadi. Kalau senior beserta junior berada disatu tim, mau nggak mau mereka 'dipaksa' melakukan segalanya bersama-sama. Yang tadinya mungkin di kantor hanya sekedar tahu nama, setelah outbound mereka akan lebih akrab," jelas Salman.

Beragam tingkat kesulitan dalam permainan juga dapat membangun sikap pantang menyerah dan menumbuhkan rasa percaya diri (self-confidence) dalam diri peserta, terutama saat mereka berhasil menyelesaikan permainan. Keberanian dalam menghadapi tantangan dan mengambil resiko pun akan terbangun selama peserta mengikuti outbound.

Manfaat lainnya, outbound dapat mengasah kemampuan bersosialisasi. Pada saat bergabung dalam sebuah tim, peserta akan bertemu dan bekerjasama dengan orang-orang yang mungkin memiliki kepribadian berbeda dengan dirinya. Kondisi tersebut akan menjadikan peserta lebih menghargai perbedaan disekitarnya.

Manfaat lain mengikuti outbound adalah:

Ø Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain.
Ø Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri.
Ø Menumbuhkan empati.
Ø Melahirkan semangat kompetisi yang sehat.
Ø Meningkatkan jiwa kepemimpinan.
Ø Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala
Ø Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat.
Ø Membangun rasa percaya diri.
Ø Meningkatkan rasa kebutuhan akan pentingnya kerja tim untuk mencapai sasaran secara optimal
Ø Investasi jangka panjang

alau begitu, apa keuntungannya bagi perusahaan? Masa sudah mahal-mahal membiayai, yang mendapat manfaatnya hanya karyawan. Sebenarnya, kegiatan outbound merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan karena permainan dalam outbound mengandung berbagai 'nilai terselubung' yang dapat meningkatkan kualitas SDM. Justru secara tidak langsung perusahaanlah yang akan memetik keuntungan.

Sebagai contoh, kekompakan karyawan semasa outbound akan terbawa ketika karyawan sudah kembali ke dunia kerja. Jadi dalam menghadapi tantangan, mereka akan lebih solid. Tentunya, iklim organisasi yang kondusif seperti ini akan meningkatkan kinerja para karyawan yang dapat memajukan perusahaan.

Kalau suasana kantor penuh keakraban, perusahaan bisa berharap akan terciptanya peningkatan kinerja dan performa yang lebih baik, kan? Dalam benak kita pun akan tertanam bahwa segala keberhasilan maupun kegagalan merupakan tanggung jawab bersama.

from : Bisnis Pariwisata

2 komentar

  1. farcharahma // 10:16 AM  

    wah..saya jadi pengen ikutan outbound nih...

  2. sang pengembara // 1:30 PM  

    boleh banget kalo mo ikutan. bisa datang bareng temen2 kamu. bisa buat acara liburan kamu. selain liburan dan fun yang di dapat, nanti akan banyak ilmu yang didapat pula. bisa menghubungi saya langsung ato ke kantor saya.